Kaidah koding ICD-10 ( International Classification of Diseases ) adalah ketentuan-ketentuan dalam penetapan kode ICD-10. Sedangkan pengertian koding ICD adalah penetapan kode ICD dari suatu diagnosis, prosedur, jasa maupun pelayanan ke dalam kode numerik dan atau alfanumerik untuk tujuan pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi yang menggunakan kode ICD sebagai dasar penetapan tarif klaimnya. Kegiatan koding ICD ini membutuhkan pengetahuan tentang terminologi medis, diagnosis, prosedur medis, dan bahasa inggris untuk dapat mengalokasikan kode ICD secara akurat.
Alat bantu dalam melakukan koding ICD yaitu harus ada Buku ICD-10 Volume 1 dan 3, kamus kedokteran dan kamus bahasa inggris. Dapat juga dibantu melalui website ICD online, kamus online dan juga search engine untuk pencarian informasi yang terkait dalam koding ICD.
Buku ICD-10 terdiri dari 3 (tiga) volume yaitu :
- Volume 1 Daftar TabulasiBagian ini memuat klasifikasi utama, terdiri dari kategori tiga karakter dan subkategori empat karakter dalam 22 bab, daftar tabulasi khusus (special tabulation lists), dan definisi regulasi nomenklatur.
- Volume 2 Manual Instruksi Bagian ini berisi deskripsi tentang sejarah ICD, struktur dan prinsip klasifikasi, aturan-aturan koding morbiditas dan mortalitas serta penjelasan mengenai statistik.
- Volume 3 Indeks AlfabetikBagian ini berisi petunjuk praktis bagi pengguna ICD agar dapat memanfaatkan klasifikasi dengan baik. Bagian ini terdiri dari 3 bagian (section) :Section II : Mengenai penyebab luar cedera (External causes of injury)
Section I : Mengenai penyakit dan cedera (Diseases & nature of injury)
Section III : Mengenai daftar obat dan bahan kimia (Table of drugs & chemicals)
Struktur dari volume 3 ini berisikan daftar lead term, modifiers dan perkiraan kode ( yang harus di cross-check dengan volume 1).
ANALISIS DOKUMEN REKAM MEDIS
Tujuan dari analisis dokumen rekam medis adalah agar kode yang terpilih dapat merepresentasikan dengan tepat diagnosis. Bagian rekam medis yang perlu dianalisis untuk menunjang ketepatan diagnosis antara lain :- Resume medis, anamnesis, pemeriksaan fisik, terapi, follow up perawatan.
- Pemeriksaan penunjang seperti hasil laboratorium patologi klinik, patologi anatomi, radiologi.
- Laporan catatan tenaga medis seperti catatan dokter, catatan perawat atau bidan, laporan operasi, catatan fisioterapi.
PEDOMAN SEDERHANA DALAM KODING
Pedoman sederhana dalam melakukan koding ICD diagnosis adalah sebagai berikut :- Identifikasi tipe pernyataan dianosis yang akan dikode.
- Lihat lead term pada ICD volume 3.
- Lead term atau main term adalah kata kunci yang menjadi acuan pencarian kode pada indeks alfabetik. diindeks lead term dicetak tebal di sisi kiri. Lead term merupakan masalah utama (diagnosis, cedera, dll) pada pasien.
- Jika kita tetap menjadikan letak anatomi sebagai lead term maka akan muncul istilah see condition yang berarti harus merujuk pada kondisi pasien dan bukan letak anatominya.
- Indeks alfabetik telah disusun sedemikian sehingga dapat mengalokasikan kode yang tepat dengan mencari lead term dari berbagai istilah yang berbeda. Umumnya merupakan kelainan, kondisi, gangguan.
- Baca seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul di bawah lead term.
- Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung ( ) sesudah lead term.
- Ikuti secara hati-hati setiap cross -references dan perhatikan see dan see-also yang ada dalam indeks.
- Lihat daftar tabulasi ICD volume 1 untuk melihat kode yang paling tepat. Bila ada, cari karakter ke-4
- Ikuti inclusion dan exclusion kode.
Setiap Bab dalam ICD-10 memiliki kekhususan berupa catatan-catatan yang perlu diperhatikan dalam menentukan kode penyakit. Umumnya catatan tersebut berupa tata cara pengalokasian kode, atau tambahan subklasifikasi. Dapat pula berupa keterangan mengenai kode tambahan opsional yang dapat diberikan terkait klasifikasi tertentu dalam bab tersebut. Mengenai kekhususan ini akan dibahas terpisah dalam artikel selanjutya.
Semoga bermangfangat.
Posting Komentar